Jas Almamater terdiri dari 2 suku kata yaitu Jas yang juga bisa disebut sebagai pakaian resmi model Eropa memiliki lengan panjang dan dipakai di luar kemeja.
Agar pas di badan,jas sebaiknya dijahit berdasarkan pesanan.
Diukur,menentukan bahan dan model yang sekiranya cocok untuk postur
tubuh yang bersangkutan. Sejak Revolusi Industri, jas diproduksi masal
dalam berbagai ukuran dan dijual sebagai pakaian jadi. Penjahit misalnya
hanya perlu menyesuaikan ujung bawah pipa celana dengan tinggi badan pemakai.
Untuk lebih praktis,jas sekarang ini
umumnya dijual dalam tiga bentuk yaitu jas yang di buat berdasarkan
pesanan seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas,lalu ada jas yang
menurut ukuran yang dimodifikasi sesuai dengan ukuran badan pemesan
berdasarkan pola dan pilihan kain yang ada,dan yang terakhir adalah jas
yang siap pakai. Ukurannya pun mengikuti ukuran standar asia dan eropa.
Kata yang kedua adalah almamater
adalah istilah dalam bahasa Latin yang secara harafiah berarti “ibu
susuan”. Penggunaan istilah ini populer di kalangan akademik/pendidikan
untuk menyebut perguruan tempat seseorang menyelesaikan suatu jenjang
pendidikan. Walaupun sering dipakai di kalangan pendidikan tinggi,
istilah ini sebetulnya pernah dipakai di masa Romawi Kuno untuk menyebut
dewi ibu dan di kalangan Kristen Eropa Abad Pertengahan dipakai untuk
merujuk Perawan Maria.
Di Indonesia sendiri,jas almamater adalah jas yang digunakan oleh mahasiswa
yang juga mewakili identitas perguruan tinggi atau universitas
tempatnya menuntut ilmu. Biasanya,Jas Almamater digunakan untuk
saat-saat tertentu seperti seminar,demonstrasi,Kuliah kerja nyata atau
sebagai tanda panitia saat mengadakan acara di kampus seperti bakti
sosial dan lain sebagainya.
Salah satu alasan menerapkan jas
almamater adalah saat mengenakan jas almamater,mahasiswa akan dipandang
sederajat. Tidak ada yang miskin dan tidak ada yang kaya. Hal ini
bertujuan untuk menghapuskan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar